Kondisi Jalan Cadas Pangeran |
Adrin Tohari mengatakan, pemerintah daerah semestinya membuat pos pemantau tebing Cadas Pangeran. Kapasitas LIPI hanya sebatas meriset dengan inklinometer, tidak bisa memantaunya setiap waktu.
Alat inklinometer yang dipasang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di tebing Cadas Pangeran, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, saat ini menunjukkan pergeseran tanah hingga 5 sentimeter pada tebing di bagian atas. Data ini memperingatkan tingkat kerentanan longsor di kawasan itu sangat tinggi.
”Pergeseran tanah 5 sentimeter pada lokasi miring tergolong sangat besar. Kondisi ini sudah sangat membahayakan sehingga butuh kewaspadaan,” tutur Adrin Tohari, ahli geoteknik dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rabu (17/3) di Jakarta sebagaimana di kutip harian Kompas. Menurut Adrin, inklinometer atau alat pemantau pergerakan tanah pada lokasi kemiringan dipasang di lima titik tebing Cadas Pangeran sejak tahun 2007. Inklinometer pada bagian bawah tebing sekarang sudah menunjukkan pergeseran sampai 2 sentimeter.
Masyarakat diingatkan, apabila mulai muncul mata air baru di kaki tebing tersebut, hal itu adalah pertanda awal terjadinya bencana longsor. Ancaman longsor di tebing Cadas Pangeran dapat mengancam infrastruktur jalan yang merupakan jalur utama Bandung ke Cirebon dan selanjutnya ke Jawa Tengah tersebut. Padahal, Cadas Pangeran dilalui lebih dari 18.500 kendaraan per hari.
Longsor besar di Cadas Pangeran yang terletak sekitar 35 kilometer arah timur Kota Bandung pernah terjadi pada 28 April 1995. Saat itu sekitar 600 meter badan jalan ”hilang” terbawa longsor di daerah yang memiliki tebing curam dan tikungan-tikungan tajam berbahaya tersebut. (sumedangonline.com)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !